Banyuwangi - Beberapa pekan terakhir ini jagat dunia maya diramaikan kisah KKN Desa Penari yang sangat menghebohkan. Bahkan, saking ramainya, tagar #kkndesapenari pun sempat trending di media sosial, khususnya Twitter.
Kisah horor KKN Desa Penari awalnya dibagikan akun anonim @SimpleM81378523 di Twitter. Seiring berjalannya waktu, cerita ini semakin menggelitik pembaca, yang penasaran akan kisah mistik yang menerpa para mahasiswa magang yang disebut-sebut mengalami pengalaman mendebarkan di Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Warganet, saat ini masih larut dalam cerita dan seakan berlomba-lomba mencari tahu titik lokasi di daerah mana sebenarnya cerita mistik ini berasal.
Kesurupannya berturut-turut dan gantian dari satu orang ke orang lain, pindah-pindah. Katanya orang pintar dulu, kerasukan arwah leluhur penunggu sini.
Sejumlah orang ada yang mengatakan cerita horor tersebut berasal dari salah satu desa di Kabupaten Bondowoso. Namun, tak sedikit pula yang memercayai kisah mengerikan ini berasal dari Kabupaten Banyuwangi.
Teka-teki mengenai lokasi kejadian hingga kini masih menjadi perdebatan publik dan menjadi misteri tersendiri yang belum terpecahkan.
Untuk itu, Tagar berusaha menelusuri cikal bakal kisah mistis ini dengan menyambangi satu per satu desa di ujung timur Pulau Jawa yang ditengarai menjadi lokasi KKN Desa Penari.
Banyuwangi Kental Mistik
Mendengar kata Banyuwangi, mungkin belakangan ini terbersit akan panorama lokasi wisata, budaya, dan tradisi suku osing yang masih sangat kental dijaga.
Namun, belum banyak publik yang mengetahui, 10 tahun yang lalu, bagaimana orang mulai mengenal Banyuwangi? Atau sebelum cerita KKN Desa Penari viral?
Sebab, tidak bisa dipungkiri, Banyuwangi sejak dulu memang identik dengan hal-hal klenik dan serba mistik. Banyak orang merinding apabila mendengar kata Banyuwangi karena terkesan kelam.
Mungkin saja apabila berkenalan dengan orang Banyuwangi, maka orang tersebut dapat dipastikan bakal menjaga jarak, karena takut tersirep. Hal tersebut bukan menjadi rahasia umum lagi, khususnya di Pulau Jawa, karena hal ini memang benar adanya.
Di zaman modern seperti saat ini pun, pandangan tidak sedap masih melekat pada Kabupaten Banyuwangi. Betapa tidak, Banyuwangi memang memiliki hutan belantara yang suci dan keramat, terkenal angker, tentu saja Alas Purwo.
Salah satu yang paling terkenal dari Alas Purwo adalah soal mitos kerajaan jin. Menurut cerita yang berembus turun-temurun dibicarakan masyarakat setempat, ada sebuah kerajaan jin terbesar di Tanah Jawa yang berdiri di dalam hutan tersebut, namun hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya.
Terlepas dari mitos atau fakta, rumor tersebut yang jelas sampai saat ini masih melekat kuat dan tidak ada yang berani melanggar pantangan segala kemagisan di Alas Purwo.
Sungguh diakui, kisah mistis dan klenik sudah menjadi hal yang sangat biasa dan lumrah dalam kehidupan bermasyarakat di sini.
Maka tak heran, banyak yang kemudian percaya jika kisah KKN Desa Penari memang berasal dari wilayah Banyuwangi.
Dalam akun YouTube Raditya Dika disampaikan, pemilik akun Twitter @SimpleM81378523 mengatakan, ada warganet yang menebak lokasi KKN Desa Penari secara tepat. Admin akun tersebut menyampaikan, jika kisah itu nyata adanya, tidak direkayasa, namun narasumber cerita memang sengaja disamarkan dengan nama Nur dan Widya.
Kembali ke KKN Desa Penari
Beberapa hari belakangan ini, Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, menjadi buah bibir warganet. Pasalnya, desa yang terletak diujung barat Banyuwangi dan berjarak sekitar 65 kilometer dari pusat kota tersebut sempat digadang-gadang menjadi tempat para mahasiswa melaksanakan KKN pada tahun 2009 silam.
Bukan tanpa sebab, Dusun Wonorejo lokasinya memang amat terpencil, berada di Perkebunan PTPN XII Jatironolereng, jalur ke lerang Gunung Raung.
Jika malam datang, bisa dipastikan lokasi ini kondisinya sangat sepi jarang ada orang yang melintas karena berada di dalam perkebunan.
Jalan menuju dusun ini masih berbatu meski ada beberapa saja yang sudah beraspal. Kanan kirinya masih banyak ditumbuhi palawija, utamanya tanaman khas perkebunan daerah ini adalah kakao dan tebu.
Namun, warga sekitar menolak jika wilayahnya dikaitkan dengan cerita KKN Desa Penari yang menghebohkan itu.
“Disini tidak ada cerita yang seram seperti itu, mungkin hanya dikait-kaitkan saja karena lokasinya yang terpencil dan sedikit mirip dengan kisah tersebut,” ujar Santoso warga sekitar.
Bahkan, nada keberatan juga disampaikan Kepala Dusun Wonorejo, Suhartono. Dia mengatakan, tidak pernah ada kejadian aneh di wilayahnya.
Suhartono sangat keberatan jika ada yang mengaitkan cerita horor tersebut dengan tempat yang ia tinggali saat ini.
“Dusun kami tidak seperti yang digambarkan dalam cerita yang beredar. Kami akui memang lokasinya terpencil. Tapi kalau ada yang mengaitkan sama cerita itu mungkin saja karena tidak tahu dan asal menebak, bahkan sendang atau telaga itu pun juga tidak ada disini,” ucapnya terheran-heran.
Tebakan warganet soal cerita KKN Desa Penari di Dusun Wonorejo pun berangsur meredup setelah mendapat bantahan jelas dari kepala dusun setempat.
Muncul Lokasi Lain Diduga Tempat KKN
Rupanya setelah dibantah Suhartono jika wilayahnya bukan lokasi KKN yang berujung tragis tersebut, warganet tidak lantas berhenti mencari. Malahan muncul dugaan Desa Penari sejatinya berada di Kecamatan Songgon, tepatnya di Desa Bayu.
Desa tersebut lokasinya memang jauh dari pusat kota Banyuwangi, sekitar 35 kilometer untuk dapat mencapainya.
Beberapa penduduk sekitar memang masih tinggal di dalam hutan perkebunan. Di desa tersebut terdapat sebuah telaga yang memang disakralkan masyarakat setempat, Rowo Bayu namanya.
Pada pojok telaga tersebut ada sebuah petilasan Prabu Tawang Alun, seorang pejuang pada era Kerajaan Blambangan.
Tak heran jika kemudian banyak warganet yang mengaitkan cerita itu dengan kawasan Rowo Bayu, karena dalam kisah KKN Desa Penari, penulis sempat menyinggung soal keberadaan telaga.
Belakangan, dugaan Desa Bayu menjadi lokasi KKN Desa Penari semakin menguat, karena ditemukan sejumlah permukiman penduduk yang kini telah ditinggalkan warganya sejak lama.
Kepala Desa Bayu, Sugito mengatakan permukiman yang ditinggal penghuninya ada di Darungan, Arjosari, Bujuk, dan Sebani.
Wilayah tersebut, menurut dia, berada di dalam perkebunan dan mulai ditinggalkan para penghuni sekitar tahun 2000.
Sementara pada tahun 2009, di mana KKN berlangsung, Sugito menerangkan sudah tidak ada lagi orang yang bermukim di sana. Dia pun menampik jika desanya adalah lokasi KKN Desa Penari tempat mahasiswa mengalami kejadian menyeramkan.
“Kami yakin bahwa wilayah tersebut tidak pernah digunakan sebagai objek KKN para mahasiswa, apalagi dari luar kota. Bahkan, saya berkeliling untuk menggali informasi tersebut dari masyarakat, dan memang tidak ada,” tuturnya.
Lokasi KKN yang Magis di Banyuwangi
Belum surut kabar dugaan Desa Bayu menjadi latar lokasi KKN Desa Penari, kini kembali muncul lokasi baru yang digadang-gadang lebih cocok dengan cerita mistis tersebut. Desa itu bernama Olehsari di Kecamatan Glagah, dekat lereng Gunung Ijen.
Desa tersebut, sejak dulu hingga saat ini dikenal dengan desa wisata seni. Tak heran jika desa ini dikaitkan dengan lokasi kisah mistis KKN Desa Penari, karena setiap tahunnya desa ini selalu mengadakan ritual adat magis berupa tari-tarian yang disebut ‘Seblang’.
Ritual Seblang yang terkenal magis, dibawakan seorang penari perempuan yang masih perawan (belum menstruasi) dalam keadaan tidak sadar alias kesurupan atau disebut kejiman, dalam bahasa lokal.
Tarian ini digelar selama satu minggu penuh. Penarinya pun tidak sembarangan. Dia harus kerasukan roh yang dipilih sendiri oleh leluhurnya. Sekilas mirip dengan cerita dalam kisah KKN Desa Penari.
Proses masuknya roh leluhur juga harus diiringi puluhan lantunan suara gending. Diawali dengan Gending Lukito, yaitu sebuah gending yang dipercaya masyarakat setempat sebagai cara memanggil kekuatan gaib arwah leluhur untuk hadir ke tengah ritual Seblang.
Setelah si penari kerasukan, pada hari ketujuh, Seblang akan diarak keliling desa atau dalam istilah lain disebut 'ider bumi' bersama pawang, sinden, dan seluruh perangkat menuju empat penjuru. Mulai dari Situs Mbah Ketut, Lahan Petahunan, Sumber Tengah, dan berakhir di balai desa setempat.
Gamelan pengiring Seblang terdiri dari sebuah kendang, kempul atau gong, saron dan biola tiada hentinya mengiringi ritual, menambah kesan mencekam yang membuat bulu kuduk merinding.
Aroma mistis memang identik dengan Tarian Seblang Olehsari. Warga percaya, jika tidak melakukan ritual tari Seblang, bakal diterpa musibah.
Kendati demikian, Kepala Desa Olehsari, Hadi Pranoto menegaskan desanya bukanlah lokasi KKN Desa Penari yang menjadi buah bibir masyarakat.
Namun, dia tidak menampik kalau desa ini memang dikenal sebagai desa penari dan pernah menjadi lokasi KKN mahasiswa dari luar kota, namun masih satu area Jawa Timur.
“Tidak ada itu yang KKN kemudian mengalami kejadian mistis sampai meninggal dunia. Dulu memang ada yang KKN di desa kami dari luar kota, tapi dari Malang, kalau tidak salah dari UM Malang,” kata Hadi kepada Tagar, saat ditemui di Balai Desa Olehsari, Jumat, 6 Agustus 2019.
Hadi menceritakan, dahulu sempat ada mahasiswa yang kerusupan massal saat melakukan KKN di Desa Olehsari. Mahasiswa yang dia maksud berasal dari Kampus Uniba dan Untag Banyuwangi.
Tetapi, dia tekankan, tidak sampai terjadi hal-hal buruk, seperti yang diceritakan dalam kisah KKN Desa Penari.
“Kesurupannya berturut-turut dan gantian dari satu orang ke orang lain, pindah-pindah. Katanya orang pintar dulu, kerasukan arwah leluhur penunggu sini,” ujarnya.
Untuk menjangkau Desa Olehsari sangat mudah, karena jalan yang ditempuh sudah beraspal, dari kota pun jaraknya tidak terlalu jauh.
Namun jika kita menengok lebih jauh masuk ke jalan perkampungan, kondisinya memang masih agak terjal. Kiri dan kanan jalan masih banyak pepohonan rimbun dan persawahan yang amat asri.
Dari sejumlah dugaan tersebut, tidak ada satu orang pun yang berani mengklaim desanya merupakan lokasi KKN Desa Penari yang tengah ramai diperbincangkan.
Teka-teki soal lokasi KKN Desa Penari hingga kini masih menyisakan misteri yang belum terjawab. Tidak ada sumber yang secara jelas mengungkapkan dimana lokasi kejadian.
Lantas dimana lokasi KKN Desa Penari yang dimaksud? Benarkah ada di Banyuwangi atau di kota lain di Jawa Timur yang berawal ‘B’?
Akun Twitter @SimpleM81378523 hanya menuliskan, pada tahun 2009 akhir ada enam mahasiswa dari perguruan tinggi di Kota S yang melakukan KKN di Kota B di Jawa Timur. Dua diantara mereka meninggal dunia usai KKN digelar di Desa Penari.